Pulau Kreta terletak di Laut Tengah, indah secara alamiah tetapi terkenal karena kebobrokan moral penduduknya.
Bahkan dalam surat Paulus kepada Titus (Titus 1:12), Paulus menulis kutipan dari seorang penyair atau filsuf Kreta bernama Epimenides (sekitar abad ke-6 SM): “Orang-orang Kreta pembohong, binatang buas yang malas, dan pelahap yang rakus.”
Kreta menjadi simbol masyarakat yang kehilangan arah. Kebohongan menjadi budaya, kemabukan dianggap hiburan, dan pemberontakan dianggap keberanian. Orang-orang Kreta memuji kelicikan lebih dari kejujuran. Di sana, kebenaran tampak seperti kelemahan, sementara tipu daya menjadi alat untuk bertahan hidup.
Namun Tuhan tidak menutup mata terhadap tempat yang rusak. Di tengah budaya gelap, Ia menyalakan pelita kebenaran melalui utusan-Nya.
Baca juga: Bagaimana Orang Sebelum Zaman Yesus Diselamatkan? Ini Penjelasan Lengkapnya
Setelah melakukan perjalanan pelayanan yang panjang, Paulus memutuskan untuk meninggalkan muridnya yang masih muda yaitu Titus di pulau yang keras itu. Paulus mempercayakan tugas besar kepadanya: membangun gereja di antara para pembohong.
Paulus menulis dengan tegas, “Aku meninggalkan engkau di Kreta supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan menetapkan penatua-penatua di tiap-tiap kota.” (Titus 1:5)
Titus tidak menerima tugas mudah. Ia melayani di tempat di mana kebenaran tidak populer dan iman dianggap kebodohan. Tetapi ia tetap berdiri teguh. Ia menolak menyerah pada budaya bohong dan mabuk yang melingkupi masyarakat. Ia memulai dari nol mengajarkan tentang kasih, pengendalian diri, dan hidup dalam kebenaran Kristus.
Baca juga: 5 Pelajaran dari Dua Penjahat yang Disalibkan Bersama Yesus
Titus menyadari satu hal: kebenaran tidak selalu terlihat kuat di awal. Ia mungkin tidak berteriak, tetapi kebenaran selalu bergerak, menembus hati orang yang jujur mencari makna.
Penduduk Kreta mulai melihat perbedaan hidup para pengikut Kristus. Mereka berhenti memuji kebohongan dan mulai menghargai kejujuran. Dari kelompok kecil yang setia, Injil menyebar ke seluruh pulau. Hati yang keras mulai melunak. Kebiasaan mabuk mulai digantikan dengan doa.
Paulus menulis dalam suratnya, “Sebab kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.” (Titus 2:11). Benar saja kasih karunia itu benar-benar bekerja di Kreta.
Baca juga: Mengungkap Fakta Perubahan Hari Ibadah dari Sabtu ke Minggu
Berabad-abad kemudian, para arkeolog menggali tanah Kreta dan menemukan reruntuhan gereja kuno. Sisa-sisa dinding, tiang, dan prasasti berbahasa Yunani kuno menunjukkan bahwa Injil pernah hidup dan bertumbuh di sana.
Reruntuhan itu bukan sekadar bukti sejarah. Ia menjadi saksi bahwa pekerjaan Tuhan tidak pernah sia-sia. Di pulau para pembohong, Tuhan menegakkan kebenaran. Di tempat yang dulu menolak terang, Injil justru berakar dan menghasilkan buah.
Kisah ini membuktikan bahwa tidak ada tanah yang terlalu keras bagi kasih Allah. Tidak ada budaya yang terlalu gelap bagi Injil untuk menembusnya.
Baca juga: Makna Yesus Duduk di Sebelah Kanan Allah dalam Markus 16:19
Pulau Kreta mengajarkan pelajaran rohani yang sangat penting. Dunia mungkin menganggap kebohongan sebagai cara bertahan, tetapi Tuhan mengajarkan bahwa kebenaran selalu membawa kehidupan. Ketika seseorang memilih hidup dalam kebenaran, Tuhan memakai hidupnya untuk menyalakan terang bagi orang lain.
Setiap orang percaya dapat menjadi “Titus” di tengah lingkungannya. Mungkin kita hidup di dunia yang mencintai tipu daya dan kebohongan, tetapi Tuhan tetap memanggil kita untuk berdiri tegak, berbicara jujur, dan menghidupi iman dengan konsisten.
Tuhan tidak membutuhkan banyak orang untuk mengubah dunia; Ia hanya membutuhkan hati yang mau taat. Titus membuktikan hal itu di Kreta. Ia menanam benih iman di tanah yang keras, dan Tuhan membuatnya tumbuh menjadi kesaksian kekal.
Baca juga: Bahaya dan Cara Mengatasi Ketamakan
Kreta mungkin memulai sejarahnya dengan reputasi buruk, tetapi Tuhan menulis ulang kisahnya. Dari pulau pembohong, Kreta berubah menjadi pulau terang. Di sana Injil berakar, dan kebenaran mulai mengalahkan kebohongan.
Ketika Tuhan bekerja, tidak ada tempat yang terlalu jahat untuk diselamatkan, dan tidak ada orang yang terlalu rusak untuk dipulihkan. Kisah Kreta adalah kisah harapan bahwa terang Kristus bisa menembus kegelapan paling pekat sekalipun.
Tidak ada komentar